VAKSIN
Indonesia Terapkan Imunisasi Rutin Pneumokokus mulai Tahun 2010
Jakarta, Kompas - Pemerintah Indonesia berencana memasukkan vaksin pneumokokus ke dalam program imunisasi rutin bagi bayi di bawah usia satu tahun pada tahun 2010. Pembiayaan imunisasi itu akan didukung oleh Aliansi Global untuk Vaksin dan Imunisasi.
"Kami telah mengajukan surat pernyataan berminat dengan tawaran bantuan dana kepada GAVI. Ini merupakan peluang untuk mencegah infeksi pneumokokus mengingat tingginya angka kasus pneumonia atau radang paru pada anak balita," kata Kepala Subdirektorat Imunisasi Departemen Kesehatan Jane Soepardi, Senin (17/12) di Jakarta.
Pihak Aliansi Global untuk Vaksin dan Imunisasi (GAVI) telah berkomitmen mengucurkan dana bantuan imunisasi pneumokokus bagi negara berkembang dengan pendapatan per kapita rendah pada tahun 2008.
"Pelaksanaannya tergantung kesiapan tiap negara," ujar Direktur Eksekutif Pneumo ADIP GAVI Orin Levine dalam simposium tingkat regional Asia Pasifik "Vaksinasi Pneumokokus" di Seoul, akhir pekan lalu.
Kini harga vaksin pneumokokus 58 dollar AS per dosis. Negara penerima bantuan cukup membayar 15 sen dollar AS (setara dengan Rp 1.400) per dosis, sisanya ditanggung GAVI. Besar bantuan itu dikurangi secara bertahap dalam waktu tujuh tahun.
"Di Indonesia, pelaksanaannya diperkirakan tahun 2010. Sasarannya sekitar lima juta bayi," kata Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Depkes Nyoman Kandun.
Uji coba
Dua tahun ke depan, Depkes akan melakukan uji laboratorium kasus-kasus yang diduga pneumonia pada anak di tiga rumah sakit, yakni RS Cipto Mangunkusumo Jakarta, RS Hasan Sadikin Bandung, dan RS Shanglah Denpasar. Karena keterbatasan fasilitas yang ada, sampel akan dikirim ke laboratorium di luar negeri. Pemeriksaan itu diperlukan untuk mengetahui serotipe pneumokokus di Indonesia.
"Jadi, tingkat kecocokan vaksin dengan jenis serotipe di Indonesia bisa diketahui sehingga imunisasi aman dan efektif," kata Jane.
Menurut hasil riset, tingkat kecocokan vaksin konjugasi tujuh serotipe bagi anak balita di Eropa dan Amerika 80 persen, sedangkan Asia dan Afrika baru sekitar 50 persen. Kini sejumlah perusahaan farmasi mengembangkan riset vaksin konjugasi 10 hingga 13 serotipe. Depkes juga menjajaki kemungkinan kerja sama antara produsen vaksin multinasional dan perusahaan nasional. (EVY)
| |||||||||||||||||||||||||||||||||||
| ||||||
| | |||||
| ||||||
Tidak ada komentar:
Posting Komentar